Direkomendasikan, Wa +62 858 5946 5858, Tour Ziarah WaliSongo

 

Tour Ziarah WaliSongo, Paket Wisata Ziarah Wali Songo 2019, Wisata Religi Ziarah Wali Songo, Jual Paket Wisata Ziarah Wali Songo, Paket Wisata Religi Wali Songo, Sewa Bus Ziarah Wali Songo, Paket Wisata Ziarah Wali Songo Dari Jakarta, Paket Ziarah Wali Songo 2019

 

Bagi orang yang ingin tour wisata religi ziarah walisongo, khususnya di Lamongan Jawa Timur. Bisa hubungi Fun Wisata Kreatif. Makam yang terletak di Drajat, Paciran, Lamongan, Jawa Timur ini memang sangat cocok digunakan untuk kamu pecinta wisata religi. Bagi kamu yang ingin berlibur bersama keluarga dan ingin mencoba berziarah ke makan ini, coba deh berkunjung ke makam yang satu ini. Dan kamu juga bisa membacakan doa-doa untuk beliau lho. Tour Ziarah waliSongo

 

Makam Sunan Drajat sendiri memang sangat cocok untuk liburan bernuansa religi, dan makam yang satu ini memang sudah terkenal karena memang ini adalah makan dari wali songo. Disini kamu bisa berziarah dan mendoakan beliau supaya diterima di sisiNya, bagi kamu yang penasaran, langsung aja deh pergi ke makam yang satu ini. Dijamin liburanmu religimu akan semakin berkesan.

 

Info Ziarah Wali Songo Sunan Drajat adalah salah satu dari para wali yang berjasa menyebarkan agama islam di Indonesia. Beliau lahir pada tahun 1470 Masehi. Nama kecilnya adalah Raden Qasim. Kemudian beliau mendapatkan gelar Raden Syarifudin. Beliau juga mempunyai banyak nama antara lain  Masaikh Munat, Pangeran Kadrajat, Pangeran Syarifudin, Syekh Masakeh, Maulana Hasyim, Raden Imam, Sunan Muryapada, dan Sunan Mahmud.

 

Sunan Drajat merupakan putra  dari Sunan Ampel dari pernikahannya dengan Nyi Ageng Manila alias Dewi Condrowati. Raden Qasim merupakan satu dari empat bersaudara. Saudara-saudaranya antara lain adalah  Sunan Bonang, Siti Muntisiyah (istri Sunan Giri), Nyi Ageng Maloka (istri Raden Patah), dan seorang putri yang merupakan istri Sunan Kalijaga.

 

Setelah menguasai pelajaran islam beliau menyebarkan agama Islam di desa Drajat sebagai tanah perdikan di kecamatan Paciran. Tempat ini diberikan oleh kerajaan Demak. Ia diberi gelar Sunan Mayang Madu oleh Raden Patah pada tahun saka 1442/1520 masehi.

 

Sejarah Singkat

Sunan Drajat menghabiskan masa kanak-kanak dan remajanya di kampung halamannya di Ampel Denta, Surabaya. Setelah dewasa, beliau diperintahkan oleh ayahandanya, Sunan Ampel, untuk berdakwah ke pesisir barat Gresik. Maka, berlayarlah Sunan Drajat. Dari Surabaya, dengan menumpang biduk nelayan. Di tengah perjalananannya, perahu yang ditumpangi Sunan drajat terseret badai dan kemudian pecah dihantam ombak di daerah Lamongan, sebelah barat Gresik. Sunan Drajat selamat dengan berpegangan pada dayung perahu. Selanjutnya, beliau ditolong oleh ikan cucut dan ikan talang (ada juga yang menyebut ikan cakalang). Dengan menunggang pada kedua ikan tersebut, Sunan Drajat berhasil mendarat di sebuah tempat yang kemudian dikenal sebagai Kampung Jelak, Banjarwati. Berdasarkan sejarah, peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1485 Masehi. Di sana, Sunan Drajat disambut baik oleh tetua kampung bernama Mbah dan Mbah Mayang Madu.

 

Dua tokoh tersebut sudah diislamkan oleh pendakwah asal Surabaya, yang juga terdampar di tempat itu beberapa tahun sebelumnya. Sunan Drajat lantas menetap di Jelak, dan menikah dengan Kemuning, putri dari Mbah Mayang Madu. Di Jelak, Raden Qasim kemudian mendirikan sebuah surau, dan akhirnya menjadi pesantren tempat mengaji ratusan penduduk. Jelak, yang mulanya hanyalah dusun kecil yang terpencil, lama kelamaan tumbuh menjadi kampung yang besar dan ramai. Namanya pun berubah menjadi Banjaranyar. 3 tahun kemudian, Sunan Drajat pindah ke selatan, sekitar satu kilometer dari Jelak, menuju tempat yang lebih tinggi dan terbebas dari banjir pada musim hujan. Tempat tersebut kemudian  dinamai Desa Drajat. Dari sinilah beliau mulai mendapatkan gelar Sunan Drajat.

 

Akan tetapi, Sunan Drajat masih menganggap lokasi tersebut belum strategis untuk dijadikan pusat dakwah Islam. Sunan Drajat kemudian diberi izin oleh Sultan Demak, yang merupakan penguasa Lamongan waktu itu, untuk membuka lahan baru di wilayah perbukitan yang ada di selatan. Lahan yang masih berupa hutan belantara tersebut dikenal oleh penduduk sekitar sebagai daerah yang angker. Berdasarkan sahibul kisah, banyak makhluk halus yang marah saat pembukaan lahan tersebut. Mereka lantas meneror penduduk di malam hari, dan menyebarkan penyakit. Akan tetapi, berkat kesaktiannya, Sunan Drajat mampu mengatasinya. Sesudah pembukaan lahan selesai, Sunan Drajat bersama para pengikutnya kemudian membangun permukiman baru, seluas sekitar 9 hektar.

 

Atas petunjuk Sunan Giri, melalui mimpi, Sunan Drajat menempati sisi perbukitan selatan, yang saat ini menjadi kompleks pemakaman, dan disebut Ndalem Duwur. Sunan Drajat kemudian mendirikan masjid sedikit jauh di bagian barat tempat tinggalnya. Masjid inilah yang kemudian menjadi tempat dakwah beliau  menyampaikan ajaran Islam kepada penduduk. Sunan Drajat menghabiskan sisa hidupnya di Ndalem Duwur, sampai beliau akhirnya wafat pada tahn 1522. Di tempat ini saat ini dibangun sebuah museum sebagai tempat penyimpanan barang-barang peninggalan Sunan Drajat (termasuk dayung perahu yang dulu pernah menyelamatkannya). Sementara lahan bekas tempat tinggal Sunan Drajat saat ini dibiarkan kosong, dan dikeramatkan.Sunan Drajat terkenal akan kearifan dan kedermawanannya. Beliau menurunkannya kepada para pengikutnya kaidah tak saling menyakiti, baik itu melalui perkataan ataupun perbuatan. ”Bapang den simpangi, ana catur mungkur,” demikian petuah beliau. Yang kurang lebih maksudnya adalah, “jangan mendengarkan pembicaraan yang menjelek-jelekkan orang lain, apalagi melakukan perbuatan itu”.

Sunan Drajat memperkenalkan Islam dengan konsep dakwah bil-hikmah, dengan cara bijak, tanpa paksaan. Dalam menyampaikan ajarannya, Sunan Drajat menempuh  5 metode. Pertama, melalui pengajian secara langsung di masjid ataupun langgar. Kedua, dengan menyelenggarakan pendidikan di pesantren. Ketiga, memberi fatwa dan petuahnya dalam menyelesaikan masalah. keempat, dengan kesenian tradisional. Sunan Drajat seringkali berdakwah melalui tembang pangkur dengan iringan gending. Kelima, beliau juga menyampaikan ajaran Islam melalui ritual adat tradisional, asalkan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Desa Drajat wilayah Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan sebagai pusat kegiatan dakwah Sunan Drajat sekitar abad XV dan XVI Masehi. Ia memegang kendali kerajaan di wilayah perdikan Drajat sebagai otonom kerajaan Demak selama 36 tahun.

 

Beliau sebagai Wali penyebar Islam yang terkenal berjiwa sosial, sangat memperha­tikan nasib kaum fakir miskin. Ia terle­bih dahulu mengusahakan kesejahteraan sosial baru memberikan pemahaman tentang ajaran Islam. Motivasi lebih ditekankan pada etos kerja keras, kedermawanan untuk mengentas kemiskinan dan menciptakan kemakmuran.

 

Usaha ke arah itu menjadi lebih mudah karena Sunan Drajat memperoleh kewenangan untuk mengatur wilayahnya yang mempu­nyai otonomi.

 

Sebagai penghargaan atas keberha­silannya menyebarkan agama Islam dan usahanya menanggulangi kemiskinan dengan menciptakan kehidupan yang makmur bagi warganya, beliau memperoleh gelar Sunan Mayang Madu dari Raden Patah Sultan Demak pada tahun saka 1442 atau 1520 Masehi.

Nama Dan Tempat Ziarah Wali Songo

 

Info paket Tour Wisata Religi Wali Songo di Sunan Drajat Hubungi Wa +62 858-5946-5858

 

 

Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib :

– Imam Husain

– Ali Zainal Abadin

– Muhammad al-Baqir

– Ja’far ash-Shadiq

– Ali al-Uraidhi

– Muhammad al-Naqib

– Isa ar-Rumi

– Ahmad al-Muhajir

– Ubaidullah

– Alwi Awwal

– Muhammad Sahibus Saumiah

– Alwi ats-Tsani

– Ali Khali’ Qasam

– Muhammad Shahib Mirbath

– Alwi Ammi al-Faqih

– Abdul Malik Azmatkhan

– Abdullah Khan

– Ahmad Syah Jalal

– Jamaludin Akbar al-Husaini atau Syekh Jumadil Qubro

– Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik

– Raden Rahmat atau Sayyid Ahmad Rahmatillah atau SunanAmpel dan Dewi Condrowati , yang kemudian lahir Raden Qasim atau Sunan Drajat.

 

Filosofi Sunan Drajat

Filosofi Sunan Drajat dalam pengentasan kemiskinan kini terabadikan dalam sap tangga ketujuh dari tataran kompleks makam Sunan Drajat.

Secara lengkap makna filosofi ketujuh sap tangga tersebut sebagai berikut :

 

  1. Memangun resep tyasing Sasomo = Kita selalu membuat senang hati orang lain.
  2. Jroning suka kudu eling lan waspada = Di dalam suasana riang kita harus tetap ingat dan waspada.
  3. Laksmitaning subrata tan nyipta marang pringgabayaning lampah = Dalam perjalanan untuk mencapai cita-cita luhur kita tidak perduli dengan segala bentuk rintangan.
  4. Meper Hardaning Pancadriya = Kita harus selalu menekan gelora nafsu-nafsu.
  5. Heneng – Hening – Henung = Dalam keadaan diam kita akan memperoleh keheningan dan dalam keheningan itulah kita akan mencapai cita-cita luhur.
  6. Mulya guna Panca Waktu = Suatu kebahagiaan lahir-batin hanya bisa kita capai dengan sholat lima waktu.
  7. Empat ajaran Pokok

Paring teken marang kang kalunyon lan wuta = Berikan tongkat kepada yang terpeleset dan buta.

– Bermakna : Berilah ilmu agar orang menjadi pandai dan tidak melakukan kesalahan

Paring pangan marang kang kaliren = Berikan makanan kepada yang kelaparan.

– Bermakna : Sejahterakanlah kehidupan masyarakat yang miskin

Paring sandang marang kang kawudan = Berikan pakaian kepada yang telanjang.

– Bermakna : Ajari kesusilaan pada orang yang tidak punya malu

Paring payung marang kang kodanan = Berikan payung kepada yang kehujanan.

– Bermakna : Beri perlindungan pada orang yang menderita.

 

Wafat

Sunan Drajat wafat pada tahun 1522. Makamnya di Desa Drajat Kec. Paciran Kab. Lamongan. Tak jauh dari makam terdapat sebuah museum

 

 

 

Tour Ziarah waliSongo, Paket Wisata Ziarah Wali Songo 2019, Wisata Religi, Ziarah Wali Songo, Jual Paket Wisata Ziarah Wali Songo, Paket Wisata Religi Wali Songo, Sewa Bus Ziarah Wali Songo, Paket Wisata Ziarah Wali Songo Dari Jakarta, Paket Ziarah Wali Songo 2019

 

#TourZiarahwaliSongo#PaketWisataZiarahWaliSongo2019#WisataReligi#Ziarah WaliSongo#JualPaketWisataZiarahWaliSongo#PaketWisata#ReligiWaliSongo#PaketZiarahWaliSongo2019